Yummy, Cokelat-Cokelat Genting dari Jatiwangi Ini Bikin Lidah Lumer

Selasa, 19 Mei 2020 - 17:04 WIB
loading...
Yummy, Cokelat-Cokelat...
Cokelat Genteng Jatiwangi inovasi camilan pemuda Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. SINDOnews/Inin Nastain
A A A
MAJALENGKA - Kecamatan Jatiwangi di Kabupaten Majalengka memang identik dengan produksi genting yang kesohor. Kekinian, identitas itu semakin kuat dan lekat dlaam berbagai sendi aktivitas warga Jatiwangi.

Genting, orang Majalengka biasa menyebut Genteng, bukan sekadar produk bangunan untuk atap rumah. Genting di Jatiwangi saat ini merasuk dalam berbagai aktivitas warga, mulai dari olahraga, kesenian, dan juga kuliner.(Baca juga; Rampak Genteng Jatiwangi Bergemuruh, Kepala Staf Kepresidenan Terkesima )

Nuansa genting melekat pada alat musik, sarana membentuk otot (fitness), bahkan camilan. Para pemuda Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, menciptakan inovasi dengan nilai kearifan lokal yang identik dengan genting. (Baca juga; Binaraga Jebor: Ajang Pekerja Pabrik Genteng Unjuk Kekuatan )

Bersama Karang Taruna setempat, mereka membuat telah melahirkan Cokelat dengan bentuk Genting. Cokelat Genteng Jatiwangi, demikian nama untuk brand tersebut. (Baca juga; Peneliti IPB dan UI Sebut Senyawa Hesperidin pada Kulit Jeruk Mampu Lawan COVID-19 )

"Sejak dua tahun lalu kami sudah kepikiran untuk bikin sesuatu dengan mengambil tema Genteng. Lalu pada event ICCB (pertengahan tahun lalu) kemarin, ada banyak kunjungan ke desa kami, dan tercetuslah untuk bikin Cokelat," kata salah satu penggagas Cokelat Genteng Jatiwangi, Fery Apriadi saat berbincang dengan SINDOnews.
Yummy, Cokelat-Cokelat Genting dari Jatiwangi Ini Bikin Lidah Lumer

Produksi Cokelat Genteng Jatiwangi semakin intensif sejak beberapa minggu sebelum masuk bulan Ramadhan. Moment Lebaran, diakui Fey jadi pertimbangan Cokelat Genteng Jatiwangi mulai digarap intens sejak sebulan belakangan.

"Alhandulillah, permintaan dari luar daerah juga banyak. Kalau yang masih satu daerah mah, bisa datang ke Bumdes Pinangraja. Karena ini kan salah satu akivitas dari teman-teman Karang Taruna," jelasnya.

"Untuk kemasannya, satu toples itu isinya 30 keping Genteng harganya Rp65.000. Ada warna orange, merah, hijau, kuning, putih, dan coklat juga. Untuk masa kedaluarsa sekitar 5 bulan," lanjutnya.

Secara bentuk, boleh saja Cokelat ini terinspirasi dari kearifan lokal daerah setempat, Genteng. Namun bicara sensasi, Genteng ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan atap bangunan itu.

Sensasi lembut dan manis langsung terasa saat pecahan Cokelat Genteng ini berserakan di mulut. Agara kenikmatan Cokelat Genteng semakin terasa sebaiknya disimpan dalam lemari es sebelum disajikan.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1787 seconds (0.1#10.140)